Seorang Pemabuk Lucu Yang Selalu Membuat Rasulullah Tertawa
Tuesday, 11 August 2020
Artikel Tamu,
Fauzan Daulay,
Motivasi,
Motivasi Dari Syakir Daulay,
nulisyuk,
Zikri Daulay
syakirdaulay.com - Bismillahirrahmanirrahiim. Cerita ini diawali dengan latar belakang kehidupan seorang pemabuk lucu yang sangat aneh akan tingkah lakunya. Yaa … namanya adalah Nu’aiman bin Amru bin Rafa’ah. Beliau adalah salah satu sahabat Rasulullah yang berasal dari kalangan kaum anshar tepatnya berada di madinah. Nu’aiman juga merupakan salah satu Ashabul Badr, karena dirinya juga ikut terlibat dalam perang badar bersama Rasulullah dan para sahabat lainnya. Akan tetapi Nu’aiman memiliki perilaku yang sangat buruk, yaitu senang dengan meminum minuman keras (khamar) sehingga dirinya ketagihan menjadi seorang pemabuk. Akibat perbuatannya ini, dirinya pun diberi hukuman cambuk oleh Rasulullah SAW dan sahabat lainnya.
Namun tak disangka setelah dirinya dihukum akan perbuatannya tersebut, Nu’aiman pun mulai kumat lagi penyakitnya. Dirinya malah kembali meminum minuman khamar setelah dihukum. Hingga pada akhirnya dirinya pun dipanggil oleh Rasulullah SAW. Berkatalah Rasulullah kepada Nu’aiman “Apa yang telah engkau lakukan wahai Nu’aiman?” Lalu Nu’aiman pun menjawab pertanyaan Rasulullah “Saya meminum minuman keras wahai Rasulullah”. Mendangar jawaban dari Nu’aiman, Rasulullah pun segera mencambuk Nu’aiman.
Akhirnya dirinya pun meminta maaf kepada Rasulullah SAW atas perbuatannya itu dan ingin bertaubat. Akan tetapi setelah dirinya bertaubat, dalam beberapa hari kemudian Nu’aiman pun ketahuan lagi sedang meminum minuman khamar hingga Rasulullah mencambuknya lagi. Melihat kejadian tersebut sebagian dari para sahabat juga ikut memukul Nu’aiman dan sebagian para sahabat lainnya pun berkata “Semoga Allah SWT melaknatmu wahai Nu’aiman karena telah mencoba mempermainkan Rasulullah SAW.” Mendengar perkataan tersebut, maka Rasulullah SAW pun berkata “Janganlah engkau melaknat Nu’aiman, karena di dalam dirinya ada rasa cinta dengan Allah SWT dan Rasul-Nya”.
Ada suatu cerita lucu mengenai Nu’aiman yaitu ketika salah satu sahabat Rasulullah yang bernama Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq datang lalu mengajak 2 sahabat Rasulullah termasuk Nu’aiman untuk berniaga ke Busro dengan rombongannya. Kemudian Abu Bakar meminta izin kepada Rasulullah untuk membawa Nu’aiman bersamanya. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada Abu Bakar “Apakah kamu yakin ingin membawa Nu’aiman bersamamu?” Rasulullah bertanya beberapa kali kepada Abu Bakar. Dengan jawaban yang sama Abu Bakar menjawab pertanyaan dari Rasulullah SAW “Ya Rasulullah, aku akan membawa Nu’aiman bersamaku beserta rombongan lainnya untuk pergi berniaga ke Busro.”
Setelah sampai di Busro, masing-masing dari mereka mendapatkan tugas dari Sayyidina Abu Bakar kecuali Nu’aiman. Sementara itu, salah satu sahabat Abu Bakar yang dikenal sebagai penjaga amanah diberikan tugas oleh Abu Bakar untuk menjaga persediaan makanan selama ia pergi. Ketika hari menjelang siang, Nu’aiman pun merasa lapar dan meminta jatah makanan kepada salah satu sahabat Abu bakar yang diberikan tugas untuk menjaga persediaan makanan tersebut. Karena teringat akan tugas yang diberikan oleh Abu Bakar kepadanya, dirinya pun memberitahukan kepada Nu’aiman “bahwa dirinya akan mengeluarkan persediaan makanan tersebut ketika Sayyidina Abu Bakar telah tiba di tempat mereka”. Setelah mendengar perkataan tersebut Nu’aiman pun menjadi kesal dan dirinya berkata “Sungguh aku akan membuat dirimu marah wahai sahabat Abu Bakar”.
Lalu tibalah sekelompok kafilah disekitar tempat mereka, dan Nu’aiman pun mulai melakukan aksinya kembali dengan bertanya kepada sekelompok kafilah tersebut “Apakah kalian ingin membeli seorang budakku yang tangkas dan pandai berbicara?” Kemudian kafilah tersebut setuju untuk membeli seorang budak dari Nu’aiman dengan seharga 10 unta. Dan Nu’aiman memberikan pesan kepada kafilah itu bahwa budak yang ia jual memiliki aib dan budak tersebut akan berkata “Saya adalah orang yang merdeka bukan budak. Jika engkau wahai kafilah mendengar perkataannya seperti itu janganlah percaya kepada omongannya".
Setelah itu, sekelompok kafilah tersebut mendatangi sahabat Abu Bakar yang dijanjikan Nu’aiman untuk dibeli sebagai seorang budak. Kafilah itu berkata kepada sahabat Abu Bakar “Kami telah membelimu." Seketika mendengar perkataan dari kafilah tersebut dirinya pun menjadi terkejut dan berkata “Apakah si Nu’aiman itu yang melakukan hal ini? Dia adalah pembohong, aku adalah seorang laki-laki yang merdeka!” Mendengar jawaban itu kafilah tersebut pun berkata “Sebelumnya dia telah memberitahukan kepada kami bahwa engkau akan berkata seperti ini." Dengan segera sang kafilah pun mengikatkan tali ke leher sahabat Abu Bakar tersebut dan membawanya pergi.
Ketika Sayyidina Abu Bakar tiba di tempat mereka, beliau terkejut karena tidak melihat ada sahabatnya disana. Lalu datanglah Nu’aiman dengan wajahnya yang polos dan berkata kepada Sayyidina Abu Bakar “Bahwa sahabatmu telah kujual kepada sekelompok kafilah itu." Setelah mendengar perkataan Nu’aiman, Sayyidina Abu Bakar dan para sahabatnya segera pergi menemui sekelompok kafilah tersebut dan menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Lalu Abu Bakar memberikan seharga 10 unta untuk mengambil sahabatnya kembali yang telah dijual oleh Nu’aiman kepada mereka.
Sesampainya mereka di madinah, Sayyidina Abu Bakar membawa Nu’aiman untuk bertemu Rasulullah SAW dan menceritakan mengenai kejadian yang telah terjadi di Busro yang dilakukan oleh Nu’aiman. Mendengar cerita dari sahabatnya Abu Bakar, bukannya marah kepada si Nu’aiman justru Rasulullah SAW malah tertawa sehingga menampakkan gigi gerahamnya. Nu’aiman adalah pembawa gembira, mungkin karena hal itu Rasulullah SAW pernah berkata “Nu’aiman akan masuk surga sambil tertawa, karena dirinya sering membuatku tertawa.”
Cerita lucu lainnya ada pada suatu ketika Nu’aiman dikabarkan sedang sakit mata, lalu Rasulullah SAW menjenguk Nu’aiman untuk melihat kondisinya. Ternyata Rasulullah Saw melihat Nu’aiman sedang asyik memakan buah kurma, melihat akan hal itu Rasulullah SAW bertanya kepada Nu’aiman “Apakah boleh memakan buah kurma, bukankah matamu sedang sakit?” Kemudian dengan santainya Nu’aiman pun menjawab pertanyaan dari Rasulullah SAW “Saya mengunyahnya dari arah mata yang tidak sakit”. Setelah mendengar jawaban dari Nu’aiman, Rasulullah SAW kembali tersenyum dan tertawa untuk ke sekian kalinya.
Pernah terjadi suatu ketika dimana setelah sadar dari mabuknya, Nu’aiman pun merasa perutnya keroncongan karena sedang lapar. Tanpa berfikir panjang, Nu’aiman melihat penjual makanan dan menghadangnya yang kebetulan lewat di depan masjid dan langsung memesan 2 bungkus makanan. Sementara itu sambil menunggu penjual menyiapkan pesanan makanannya, Nu’aiman pun masuk ke dalam halaman masjid lalu mengajak Rasulullah SAW untuk makan bersama dengan dirinya.
Kemudian Rasulullah berdiri dan menuju ke arah Nu’aiman yang sudah memegang 2 bungkus makanan. Rasulullah dan Nu’aiman pun duduk sambil menyantap makanan tersebut. Setelah selesai makan, Rasulullah SAW hendak kembali masuk ke masjid akan tetapi dihadang oleh Nu’aiman. “Mau kemana Ya Rasul, habis makan kok tidak bayar?” ucap Nu’aiman. Rasulullah SAW dengan tersenyum kembali bertanya kepada Nu’aiman “Bukankah kamu yang memesan makanan ini ?”lalu Nu’aiman pun menjawab “Betul Ya Rasul ehmm … ehmm … dimana-mana seorang raja mengayomi rakyatnya, penguasa melayani warganya, dan bos pun mentraktir karyawannya. Masa saya harus bayar Ya Rasul?” Mendengar jawaban dari Nu’aiman Rasulullah SAW kembali tersenyum dan tertawa, lalu memberikan sejumlah uang kepada Nu’aiman. Masya Allah … sungguh mulia akhlak dari Rasulullah Saw.
Kemudian Rasulullah berdiri dan menuju ke arah Nu’aiman yang sudah memegang 2 bungkus makanan. Rasulullah dan Nu’aiman pun duduk sambil menyantap makanan tersebut. Setelah selesai makan, Rasulullah SAW hendak kembali masuk ke masjid akan tetapi dihadang oleh Nu’aiman. “Mau kemana Ya Rasul, habis makan kok tidak bayar?” ucap Nu’aiman. Rasulullah SAW dengan tersenyum kembali bertanya kepada Nu’aiman “Bukankah kamu yang memesan makanan ini ?”lalu Nu’aiman pun menjawab “Betul Ya Rasul ehmm … ehmm … dimana-mana seorang raja mengayomi rakyatnya, penguasa melayani warganya, dan bos pun mentraktir karyawannya. Masa saya harus bayar Ya Rasul?” Mendengar jawaban dari Nu’aiman Rasulullah SAW kembali tersenyum dan tertawa, lalu memberikan sejumlah uang kepada Nu’aiman. Masya Allah … sungguh mulia akhlak dari Rasulullah Saw.
Jadi teman-teman sekalian yang Insya Allah dimuliakan oleh Allah SWT, inilah kisah seorang Nu’aiman si pemabuk yang lucu yang selalu membuat Rasulullah SAW menjadi tertawa. Di dalam kisah ini terdapat hikmah yang dapat kita ambil sebagai suatu pembelajaran bahwa betapa indahnya dakwah dari Rasulullah SAW dalam mensyiarkan agama islam serta bergaul bersama para sahabatnya. Kita sebagai umat islam lebih baik jangan melihat dan menilai seseorang dari luarnya saja, karena belum tentu apa yang telah kita lihat dan kita nilai mengenai orang tersebut benar atau salah.
Misalnya seperti kisah Nu’aiman di atas, meskipun dia adalah orang yang sangat aneh dan suka mabuk-mabukan, tetapi ia bertaubat ketika diingatkan oleh Rasulullah SAW meskipun ia berulah lagi. Karena di dalam dirinya ada rasa cinta kepada Rasulullah SAW hal inilah yang dapat mengantarkan dirinya menjadi penghuni surga. Masya Allah …
Semoga artikel ini dapat menghibur serta bermanfaat untuk semuanya. Ambil lah yang baiknya dan buanglah yang buruknya untuk dijadikan suatu pembelajaran bagi kita kedepan nya. Sebelum saya mengakhiri penulisan artikel pada kesempatan kali ini, saya ingin mengingatkan kepada teman-teman sekalian “jangan lupa untuk selalu bershalawat kepada Baginda Nabi Besar Nabi Muhammad SAW agar kita senantiasa dicintai oleh beliau dan diberikan syafa’at nya ketika kita berada di akhir zaman nanti”. Aamiin …
Sekian artikel dari saya pada kesempatan kali ini, kurang dan lebihnya saya mohon maaf. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Baca juga : Kegigihan Abu Hurairah Yang Patut Dijadikan Teladan
Mohonlah Pertolongan Allah Jika Ujian dan Cobaan Menghampirimu
Sayyidah Aisyah My Inspiration
Senin, 10 Agustus 2020
Penulis
Muszalifah Balqis