Pentingnya Mendidik Anak dengan Bekal Agama
Wednesday, 27 May 2020
Angel Lisandi,
Artikel Tamu,
Motivasi,
Motivasi Dari Syakir Daulay,
Syakir Daulay,
Zikri Daulay
syakirdaulay.com - Pernahkah kita mendengar sebagian orang tua sering mengeluhkan prilaku anak-anaknya? Ya tentu pernah. Contoh: Kenapa ya anakku nakal? Kenapa ya anakku selalu aja melawan saat dikasih nasehat? Kenapa ya anakku sering berontak?
Sebenarnya…
Tidak ada anak yang nakal
Tidak ada anak pembangkang
Tidak ada anak pemberontak
Yang ada adalah orangtua yang tidak bisa mendidik anaknya,
Allah sudah menjamin rezeki anak, tetapi Allah tidak menjamin kesholehannya. Kesholehan anak salah satunya, di tentukan oleh cara kedua orangtuanya dalam mendidik dan membesarkannya, Oleh karena itu didiklah anak dengan cinta, kasih sayang,dan musyawarah. Selalu libatkan Allah dalam segala hal karena anak itu anugrah dan amanah yang Allah titipkan kepada setiap orang tua dan mendidiknya adalah kewajiban orangtua.
Anak juga membutuhkan haknya untuk dididik dengan baik, dikenalkan dengan agama dan Allah Maha Pencipta agar ketika dia besar nanti menjadi anak yang baik, anak yang bertaqwa dan berbakti kepada orang tua. Didikan orangtua adalah penentu akhlak anak-anaknya.
Maka pentingnya bagi kita sebagai orang tua maupun calon orang tua, belajar pengetahuan agama untuk bekal mendidik anak-anaknya. Mendidiknya tidak cuma dengan pengetahuan dunia saja. tetapi juga harus dengan agamanya.
Tidak cuma menjadikannya pintar dengan segala bidang prestasi dunia saja, tetapi juga harus menjadikannya bertakwa dan beriman. Karena suatu saat nanti di alam kubur yang para orangtua butuhkan setelah meninggal adalah anak-anak yang sholeh-sholehah yang paham tentang agama, pandai membaca AlQur’an dan selalu mendo'akannya.
Berikut ini adalah beberapa cara mendidiknya?
1. Berikan pemahaman ilmu agama.
Berawal dari mengajari anak-anak sholat 5 waktu, puasa, membaca AlQur'an, dan patuh kepada orangtua. Dan jelaskan bahwa sholat, puasa, membaca AlQur'an dan berbakti kepada arangtua adalah perintah Allah dan wajib di lakukan bagi setiap muslim. Sampaikan juga ilmu agama secara bertahap dan ceritakan juga kisah kisah muslim hebat pada zaman Nabi ,agar anak tertarik untuk meneladaninya
2. Cari lingkungan yang baik.
Lingkungan pergaulan juga mempengaruhi kepribadian anak karena anak anak rentan meniru perilaku orang yang ada di sekitarnya
3. Mengenalkan Tokoh Muslim.
Banyak tokoh muslim baik wanita maupun laki yang hebat dan bisa menginspirasi dan membeli buku bacaan tentang kisah para Nabi, dan juga tokoh islam.
4. Mengajarkan anak untuk menutup aurat.
Katakan kepadanya bahwa menutup aurat adalah perintah Allah dan kewajiban bagi setiap muslimah ketika sudah akil balig, dan itu sebagai bukti ketaatan kita kepada Allah,
5. Contoh langsung dari orang tuanya
Anak-anak lebih percaya kepada apa yang kita lakukan, dan yang kita ucapkan. Mereka akan mencontoh apa yang kita lakukan dan yang kita ucapkan. Oleh sebab itu kita harus berhati-hati dalam mendidiknya.
Setiap orangtua insya Allah tidak akan ada niat menjerumuskan anaknya ke sesuatu yang mudharat. Apalagi sengaja mencelakakan dunia dan akhirat anak anaknya, tetapi harus kita ketahui juga sebagai orangtua saat mendidik anaknya sangat mungkin dan tidak kita sadari telah melakukan hal yang dapat menjerumuskan anaknya, walau tidak ada maksud begitu. Contohnya :
Contoh:
⦁ Berapa banyak justru orangtua lah yang menyuruh anak gadisnya dandan cantik dengan mengumbar auratnya setiap keluar rumah dan dengan bangganya saat anaknya memiliki pacar.
⦁ Berapa banyak justru orangtua lah yang dengan rasa kasihan dan tidak teganya saat membangunkan anak anaknya untuk sholat subuh sedangkan anaknya sudah akil baligh.
Hal inilah yang banyak tidak disadari sebagian orangtua. Kasih sayang yang justru membuatnya anak anaknya terjerumus. Naudzubillah.
Sebagai orangtua harus kita ketahui bahwa lemah lembut bukanlah penghalang untuk bersikap tegas justru sebaliknya, kelembutan itu diperlukan saat bersikap tegas. Lembut dan tegas bukanlah dua hal yang bertentangan sejauh sikap keras itu tepat takarannya, benar alasannya. Kelembutan yang tidak disertai ketegasan adalah kelemahan.
Aturan ditegakkan sebagai bentuk kepedulian orangtua yang menginginkan agar hal yang salah tidak diulangi lagi. Semua itu untuk kebaikan anak bukan karena orangtua tidak suka kepada anaknya.
Kita sebagai orang tua dan juga calon orang tua hendaklah menyadari betapa pentingnya bekal agama itu. Menjadi orangtua bukan akhir dari sebuah perjalanan, tetapi awal dari pembelajaran. Dengan menjadi orangtua kita akan menemukan hal-hal baru yang harus kita pelajari untuk mengajarkannya lagi kepada anak-anak.