Aku Ini Pendosa Yang Ingin Berubah
Monday, 18 May 2020
Angel Lisandi,
Artikel Tamu,
Motivasi,
Motivasi Dari Syakir Daulay,
Syakir Daulay,
Zikri Daulay
syakirdaulay.com - Ada seorang wanita yang mempunyai paras cantik nan anggun tapi sayang
akhlaqnya gak sesuai dengan wajahnya. Dia menjadi kembang desa dan di sekolah
dia dijuluki si nakal yang manis.
Suatu hari datang sebuah kejadian yang membuat dia berduka yaitu ayah dan
bundanya meninggal dunia dikarenakan kecelakaan. Dia murung dan gelisah seperti
tubuh tanpa ruh (diam, merenung). Setelah kejadian itu dia tinggal bersama
neneknya. Sang nenek khawatir karena dia tak kunjung makan dan nenek itu
berkata "ndok makan ayo ndok nanti ibu nan bapak sedih lho ndok di surga
sana, ayo ndok,". Si Wanita itu tetap diam dengan tatapan kosong.
Ketika larut malam si Nenek mendatangi lagi cucunya itu dan berkata : "Ndok,
sholat tahajud berjamaah sama nenek yuk?" sembari mengusapkan air kepada
wajah si wanita tersebut dan seketika wanita itu kaget seraya berkata : "Nenek
apa-apaan sih". Lalu si Nenek tersebut meletakkan sebuah surat di samping
wanita itu seraya berkata : "Jika ingin ayah dan ibumu senang maka mintalah kepada Allah" Setelah itu si nenek sholat tahajud di sebelah kasur
wanita itu.
Wanita itu terus melihat neneknya yg sholat dan berucap dalam hatinya :
"Ya Allah maafkanlah hambamu ini" seraya berharap kepada Allah SWT
untuk merubah dia menjadi lebih baik. Tiba lah si nenek di sujud terakhirnya, wanita
itu tetap melihat neneknya seraya berkata : "Nenek maafkanlah aku."
Rupanya saat sujud terakhir itulah si Nenek meninggal dan pergi meninggalkannya
untuk selamanya. Si wanita itu kembali bersedih dan berulang kali meminta kepada Allah "Ya Allah maafkan lah
hambamu ini.”.
Setelah Neneknya meninggal, timbullah niat pada wanita tersebut untuk taubat nasuha. Semangatnya untuk berubah itu sangat besar
tapi sayang dia tidak mengetahui apa yang harus di lakukan. Dia memakai hijab
peninggalan Neneknya aja gak bisa, membaca Al Qur'an juga gak bisa.
Suatu sore dia duduk di tepi lapangan melihat anak-anak kecil yang bermain bola, lalu
mendekatlah seorang Ibu Muda dan berkata :
Ibu Muda : "ukhti, ada apa atuh? Kelihatannya ukhti bingung
sekali?" tanyanya dengan seramah mungkin.
Wanita : "Saya bingung.
Karena ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik dari yang sebelumnya. Tapi
saya tak tahu dari mana harus memulainya. Itulah yang membuat saya bingung,”
jawabnya dengan jujur kepada wanita yang belum dikenalnya.
Ibu Muda : "Ukhti semua
dari niat dan usahamu. Insya Allah kalau ukhti yakin kepada Allah semua yang
tidak mungkin pasti terjadi. Kun Fayakun (jadilah, maka jadilah). Kalau ukhti
mau saya bisa ajarin ukhti kok,” jawab ibu itu seperti sedang menjelaskan ke
anaknya.
Wanita : "Terima kasih. Saya bukan Cuma mau tapi saya sangat
membutuhkan untuk diajari tentang ilmu agama” jawabnya dengan penuh harap.
Ibu Muda: “Ukhti itu artinya kamu
perempuan. Panggil saja saya Mbak Nur.” jawabnya sembari memperkenalkan diri dan
menjawab pertanyaannya..
Wanita : “Nama saya Dina," jawabnya lancar seperti sudah
kenal betul dengan Mbak Nur.
Hari berganti hari Minggu berganti Minggu setelah mendapat bimbingan dari Mbak
Nur yang kebetulan rumahnya tak jauh dari rumah Neneknya, membuat niat wanita
itu untuk berubah menjadi lebih baik sangat kuat dan akhirnya dia sudah berani
keluar rumah dan bersekolah.
Hari pertama dia ke sekolah semua
teman-temannya terheran-heran karena melihat dia sekolah dengan berhijab. Dia
melihat keheranan teman-temannya dan berkata :
Wanita : "Saya Dina. Saya
minta maaf sama kalian jika selama ini saya ada salah,” lalu perempuan itu duduk
di kursinya.
Temannya : ”Kenapa kamu makek
hijab dan cadar? Kamu gak cocok tau makek itu mending dibuka saja,” tanya
temannya saat jam istirahat. Mereka mentertawakannya karena melihat Dina sudah
berhijab.
Dina : "Saya berubah karena Allah SWT. Saya ingin keluarga saya di
surga melihat saya menjadi anak yang sholehah.”jawab Dina yang baru berhijrah
dan pakai cadar.
Temannya : "Apaan sih,, kamu
ni aneh banget. Udah buka hijabmu jangan sok sok an kamu, hanya berhijab tapi
akhlakmu buruk dasar pendosa." canda mereka makin menjadi.
Dina : "Aku ini memang pendosa. Salahkah jika aku ingin menjadi lebih
baik? Aku gak mau menjadi wanita yang nakal seperti dulu, aku ingin berubah.
Jangan salahkan hijabku tapi salah kan lah aku yang masih belum bisa menjadi lebih
baik," jawabnya dengan rasa takut menahan sedih. Setelah mendengar jawaban
Dina, semua teman-temannya terdiam.
Setelah pulang sekolah ia
langsung menuju ke rumah Mbak Nur. Begitu melihat Mbak Nur, Dina langsung
memeluknya dengan tangisan dan air mata.
Mbak Nur : "Masya Allah kenapa kamu menangis. Udah
Udah cup cup. Nanti aku ajarin lagi, jadi jangan nangis atuh," jawabnya
sambil mengelus-ngelus bahunya.
Mendengar perkataan Mbak Nur sahabatnya
Dina pun berkata : ”Aku menangis karena
aku masih sedikit ilmu aku ingin belajar, aku ingin berubah aku ingin tau lebih banyak lagi
tentang agama.”.
Mbak Nur yang sudah menganggap
Dina sebagai adiknya berkata : "Masya Allah semangat atuh. Allahu Akbar. Sabar
dan Istiqomah ok. Doakan saja mereka yang mengolokmu mendapatkan hidayah.
Aamiin." jawabnya memberi semangat padanya.
Baca juga : Aku ini Pejuang Hijrah
Artikel ini ditulis oleh
sahernasyaputri_
Muhammad Sulthon Faiz Husain
Muhammad Sulthon Faiz Husain