Kita Hijrah Yuk Teman
Sunday, 9 August 2020
Artikel Tamu,
Fauzan Daulay,
Ijo Tomat,
Motivasi,
Motivasi Dari Syakir Daulay,
nulisyuk,
Syakir Daulay,
Zikri Daulay
syakirdaulay.com - Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Halo, para pejuang jomblo hehehe. Gimana kabarnya hari ini? Semoga kita semua selalu berada di dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbal’alaamiin.
Berbicara tentang jomblo. Jomblo itu tidak spesifik apabila belum hijrah, dan orang yang berhijrah pun tidak spesifik kalau bukan seorang jomblo. Hijrah. Hijrah itu apa ya? Hijrah itu artinya pindah, teman-teman. Maksudnya gimana ya? Maksudnya itu pindah dari satu titik ke titik yang lain. Kalau menurut saya pribadi sih, hijrah itu artinya memperbaiki diri. Memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.
Hmm... Ngomong-ngomong, teman-teman ada yang sudah hijrah belum? Apabila teman-teman sudah berhijrah, teruskan langkahnya. Teruntuk teman-teman yang belum berhijrah, yuk kita sama-sama hijrah. Hijrah itu kan artinya memperbaiki diri nih, nah ini tuh kesempatan banget untuk kita memperbaiki diri. Kenapa begitu? Ya, karena Allah kasih kita kesempatan untuk kita memperbaiki diri kita sendiri, trus kenapa kita tidak memanfaatkan kesempatan itu? Kita Hijrah Yuk Teman
Sebentar, dari tadi kita ngomongin tentang hijrah nih, hmm.. teman-teman mau dengar ngga cerita hijrahnya saya? Pasti mau dong! Nah, teman-teman simak ya!
Waktu itu saya sempat buat kesalahan. Dulu, saya pernah berjanji bahwa saya ngga akan terpengaruh dengan yang namanya cinta. Tetapi ternyata, semakin ke sini, saya semakin di kelilingi oleh yang namanya cinta. Pernah suatu hari, tiba-tiba cinta itu datang gitu aja, ngga ada angin ngga ada hujan, tiba-tiba main datang gitu aja. Trus bilang “Aku cinta padamu”. Awalnya sih happy-happy aja. Tetapi, semakin di jalani, semakin nyesek. Pas awal-awal sih ngga terlalu gimana gitu, tapi ya itu... semakin lama, saya merasa ada yang ngga beres dengan diri saya. Karena terlalu sering mikirin cinta-cintaan, akhirnya prestasi saya menurun, semua jadi kacau balau, dan mungkin aja waktu itu Allah marah banget dengan saya.
Sampai suatu ketika, saya merasa bosan. Bosan karena kegiatan yang saya lakukan hanya itu-itu saja. Diam, meratapi diri karena sudah membuat Allah kecewa kepada saya. Waktu itu saya sedang jatuh cinta, tetapi itu semua hanya sebentar aja senangnya, malahan sedih karena luka bekas cinta itu yang membutuhkan waktu cukup lama untuk memulihkannya.
Kemudian, saya sadar apa yang sudah saya lakukan. Selama ini saya terlalu banyak mengingat cinta, lantas melupakan Sang Maha Pencipta. Allah kasih saya cinta itu sebenarnya agar saya mencintai-Allah, bukan mencintai pacar saya. Saya bingung mesti gimana. Sampai akhirnya, saya membuka media sosial di handphone. Awalnya sih cuma iseng-iseng aja. Eh, tiba-tiba salah tekan. Terus kebuka orang yang lagi bersholawat.
Satu hal yang harus teman-teman tahu dari saya, saya itu suka musik. Musik apa aja yang saya dengar, pasti akan saya ikutin. Begitu juga dengan sholawat tersebut. Pas ngga sengaja kebuka, hati saya menjadi tenang, pikiran saya juga dari lebih fresh. Pokoknya jadi lebih tenang gitu deh. Trus saya bilang sama diri saya sendiri di depan cermin “Kenapa sih kalau di kasih Allah kesempatan saya selalu mengelak? Kenapa ngga di coba dulu? Yakin sama diri sendiri!” Setelah saya mendengar sholawat, juga berbagai macam siraman qolbu, saya mempunyai niat untuk berubah. Saya dulu memang pernah membuat Allah SWT. kecewa. Tetapi, kenapa saya ngga mencoba untuk membuat Allah ngga kecewa lagi sama saya? Allah itu Maha Baik. Ngga ada yang lebih baik lagi dari Allah SWT..
Dari kisah cinta itulah saya berubah. Tiba-tiba hati saya tergerak agar saya segera berubah. Alhamdulillah, meskipun belum sepenuhnya berubah, setidaknya saya bisa menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Allah SWT. selalu kasih kita kesempatan dimana-mana, tetapi kenapa kita ngga berubah? Allah kasih kita kesempatan untuk berubah itu padahal dengan cara baik-baik lho, tetapi kita masih aja bilang nanti aja deh. Eh, giliran dikasih dengan cara yang ngga enak, baru deh berubah.
Dari kisah saya, apa teman-teman baru mau berubah ketika udah merasa seperti saya? Kalau teman-teman emang mau seperti itu, lebih baik teman-teman mikir lagi deh.
Owh iya, hijrah itu ngga perlu sampai teman-teman punya niatnya dulu baru mulai hijrah. Kalau teman-teman mau hijrah tapi nunggu ada niat, kapan coba? Mending mulai dari sekarang aja, ya kan.
Untuk teman-teman semuanya, yuk kita sama-sama hijrah. InsyaAllah sampai ke Jannah, aamiin Yaa Rabbal’alaamiin.
Artikel ini ditulis oleh
Risna Melinda “Alumni #nulisyuk”.