Semangkuk Mie Ayam Dibalas Berlipat Ganda oleh Allah
Tuesday, 21 April 2020
Angel Lisandi,
Artikel Tamu,
Fiksi,
Motivasi,
Motivasi Dari Syakir Daulay,
Syakir Daulay,
Zikri Daulay
syakirdaulay.com - Suatu ketika ada satu keluarga yang bisa dibilang kurang mampu dan sederhana. Mereka itu bertiga, ada Ahmad (Ayah), Sinta (Ibu) dan ada Toni (Anak usia 15 tahun). Awalnya keluarga ini hidup bahagia dan suatu hari Toni pergi bermain bersama teman-temannya, tiba-tiba di saat dia pulang ke rumah, dia melihat rumahnya terbakar. Ibu dan ayahnya pun tidak selamat. Dan Tonipun hanya tinggal sebatang kara dan tidak mempunyai saudara dan keluarga lagi.
Dengan umur yang masih sangat muda dan masih kecil Toni bingung mau tinggal di mana sedangkan dia tidak punya siapa-siapa lagi. Toni pun berjalan mengikuti langkahnya tanpa tujuan untuk jalan mencari tempat tinggal. Tiba-tiba cuacanya memburuk langit pun kelihatan gelap dan turunlah hujan yang sangat deras. Tonipun singgah ke pos ronda yang ada di pinggir jalan untuk berteduh. Toni berteduh di pos jaga hingga tertidur dan setelah terbangun dari tidurnya Tonipun melanjutkan perjalanannya.
Dalam perjalanannya Toni melihat ada penjual mie ayam. Toni ingin membelinya tapi ia tak punya uang. Toni sejak kemarin ketika kakinya melangkah tanpa tujuan hingga tidur di pos jaga belum makan. Tonipun mendekat ke penjual mie ayam itu dan terjadilah percakapan sebagai berikut :
Penjual mie ayam : “Kamu mau mie ayam?” tanya Penjual mie ayam
Toni : “Saya tak punya uang pak” jawab Toni.
Penjual mie ayam : “Tenang aja. Ini gratis untukmu” jawabnya.
Toni sangat senang mendengar jawaban Bapak ini. Tonipun makan dengan lahapnya dan Bapak ini memperhatikan Toni makan mie ayam. Setelah Toni selesai makan mie ayam, bapak Penjual mie ayam bertanya lagi padanya :
Penjual mie ayam : “Kamu tinggal dengan siapa. Memangnya kamu mau kemana sekarang, ?”tanyanya lagi
Toni : “Enggak tau Pak. Saya ikut kaki melangkah aja. Bapak dan Ibu saya sudah meninggal”jawabnya. .
Penjual mie ayam : “Nak gimana kalau akmu tinggal di rumah bapak saja, bersama dengan istri bapak, kebetulan kami belum mempunyai anak” jawabnya seperti memohon agar Toni mau tinggal bersama dengannya.
Toni : “Bapak serius nih?”tanyanya lagi.
Penjual mie ayam : “Sama sekali tidak nak, justru kami sangat senang kalau kamu mau tinggal bersama kami” jawabnya dengan penuh harap.
Toni : “Baiklah. saya mau tinggal bersama Bapak.
Mereka pun pulang ke rumah, dan sesampainya di rumah istri si penjual mie ayam itu sedikit heran melihat ada seorang anak bersama dengan suaminya.
Istri si penjual mie ayam : “Anak siapa ini, mengapa dia bisa bersama bapak?” tanyanya langsung ketika sudah berhadapan dengan suaminya.
Penjual mie ayam : “Perkenalkan. ini namanya toni, tadi dia mampir ke tempat bapak jualan untuk makan mie ayam. Ternyata anak ini sedang mencari tempat tinggal dan dia sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi, dia hanya tinggal sendiri. Bapak kasihan melihatnya, karena dia masih kecil jadi bapak bawa dia ke rumah kita, Ibu tidak keberatan kan?”jawab suaminya.
Istri si penjual mie ayam : “Ya tidak lah pak. Ibu sama sekali tidak keberatan, justru ibu malah senang kalau ada anak kecil di rumah ini. Kan selami ini kita belum punya anak pak”jawab isterinya dengan penuh suka cita.
Setelah lama mereka mengobrol merekapun menyuruh Toni untuk beristirahat. Merekapun sepakat untuk mengangkat Toni sebagai anaknya.
Pagi hari Toni terbangun dan melihat si penjual mie ayam itu sedang sibuk di dapur. Tonipun bergegas untuk membantunya, setelah kerjaan mereka selesai, si penjual mie ayam itu mengajak Toni untuk ikut dengannya menjual mie ayam. Toni sangat senang diajak pergi berjualan.
Setelah seminggu tinggal bersama dengan keluarga penjual mie ayam, Toni dimasukkan ke sekolah. Toni pun di pagi hari mulai bersekolah. Sepulang sekolah dia membantu istri penjual mie ayam yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri. Malamnya dia mengaji dan belajar pelajaran sekolah. Kalau libur sekolah dia ikut berjualan dengan penjual mie ayam yang sudah dianggap seperti Bapaknya sendiri. Tahun berganti tahun terus berjalan demikian.
Suatu hari setelah Toni tamat SMA, Bapak dan Ibu mengajak Toni untuk pergi liburan, dan tiba-tiba bis yang ditumpangi mereka mengalami kecelakaan dan masuk ke jurang. Bapak dan Ibunya terpisah dengan Toni. Alhamdulillah mereka selamat dari kecelakaan walaupun ada luka-luka. Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, mereka diperbolehkan pulang.
Mereka pun pulang ke rumah. tapi sayangnya mereka tidak bersama dengan Toni. Sudah beberapa hari mereka mencari toni tapi tidak juga ketemu. Bapak dan Ibu selalu ingat akan Toni karena sudah dianggap sebagai anaknya sendiri. Ibu selalu teringat Toni tinggal dengan siapa, dia makan apa dan apakah dia bisa melanjutkan kuliahnya dan sebagainya.
Bagaimana halnya dengan Toni setelah mengalami kecelakaan? Diapun tidak luput luka walaupun tidak parah. Setelah sembuh, Toni ingat akan Bapak Ibu penjual mie ayam. Tapi dia mau cari kemana. Selalu diingatnya budi baik mereka padanya. Tonipun bertekad harus melanjutkan kuliah.
Tonipun mulai mencari pekerjaan, Alhamdulillah Toni dapat kerja dan pimpinannya memberi izin Toni kuliah sambil bekerja. Toni ikut test di Perguruan Tinggi dan ia lulus di Fakultas Kedokteran. Toni mulai kuliah sambil bekerja. Toni sangat menghargai waktu sehingga ia bisa membagi waktu kuliah, bekerja dan belajar serta ibadah. Tahun berganti tahun terus berlalu.
Suatu pagi hari Bapak dan Ibu seperti biasa belanja ke pasara untuk membeli kebutuhan jualan mie ayam keesokan harinya. Tiba-tiba ada motor yang melaju cepat dan menabrak Bapak di pasar dan pengenderanya lari. Bapak di bawa ke rumah sakit terdekat dan setelah diperiksa, suster mengatakan bahwa kaki Bapak patah dan harus dioperasi. Ibu mengatakan tidak punya uang untuk membayar biaya operasinya. Tapi Ibu minta izin sebentar mau cari pinjaman.
Istri si penjual mie ayam itu sudah kemana-mana mencari pinjaman tapi tidak juga ia dapatkan. Dan diapun kembali kerumah sakit menjumpai suster untuk memberitahukan kalau ia tidak punya uang untuk biaya operasi suaminya. Suster menjelaskan bahwa suaminya sudah dioperasi.
Dia senang kalau suaminya sudah dioperasi, tapi dia juga heran siapa yang sudah membiayai operasi suaminya. Dia bertanya pada suster :
Istri si Penjual mie ayam : “Sus..siapa yg sudah membayar biaya operasi suami saya?” tanyanya.
Suster : “Dokter Toni yang sudah membayarnya”jawab suster.
Istri si penjual mie ayam itu pun heran siapa sebenarnya dokter Toni ini. Lalu dia meminta suster untuk mengantarnya kepada dokter Toni. Setibanya dia di ruangan dokter Toni dia kaget, ternyata yang menolong suaminya itu adalah seorang anak kecil yang pernah suaminya tolong yaitu Toni. Yang selama ini mereka cari, ternyata sekarang dia sudah sukses.
Toni : “Apakah ibu masih ingat sama saya?”tanya dokter Toni sebelum Istri si penjual mie ayam sempat berkata sepatah katapun.
Istri si Penjual mie ayam : “Bukankah kamu ini Toni yang dulu pernah kami tolong, dan kami angkat sebagai anak kami? Masya Allah....sekarang kamu udah sukses, kamu udah jadi dokter sekarang. Kami selama ini mencari kamu ke mana-mana tapi tidak juga ketemu. Dan sekarang di saat kami mengalami kesusahan kamu tiba-tiba muncul menolong kami” jawabnya sambil menangis terharu
Merekapun pergi ke ruangan si penjual mie ayam itu yang baru selesai dioperasi.
Istri si Penjual mie ayam : “Apakah bapak kenal dengan dokter ini?”tanyanya.
Penjual mie ayam : Kamu Toni? Toni yang dulu saya kasih semangkok mie ayam dan kami angkat sebagai anak kami?
Toni : “Benar sekali Bapak Ibu. Saya adalah Toni yang dulu Bapak dan Ibu tolong. Saya sangat bersyukur bisa ketemu lagi dengan Bapak dan Ibu. Selanjutnya dokter Toni mengajak Penjual mie ayam dan istrinya untuk tinggal bersama dengannya. Mereka pun hidup bahagia.
Semoga tulisan ini dapat mengisnpirasi kita semua. Nah teman-teman pesan saya, selalulah berbuat baik, terhadap siapapun.
Baca juga : Ayo Berusaha Menjadi Wanita Sholehah
Artikel ini ditulis :
@delfi5829