Karena Suka Gambar Mekkah Anak Seorang Pemulung Pergi Umrah Gratis
Thursday, 30 April 2020
Angel Lisandi,
Artikel Tamu,
Fiksi,
Motivasi,
Motivasi Dari Syakir Daulay,
Syakir Daulay,
Zikri Daulay
syakirdaulay.com - Suatu ketika anak seorang ank kecil yang ingin sekali ke Mekkah. Namanya Ahmad. Ayahnya bernama Sahar dan Ibunya bernama Dewi. Pekerjaan Bapak dan Ibunya adalah pemulung. Meskipun mereka hanya seorang pemulung dan tinggal di rumah kontrakan yang, tapi mereka sangat bersyukur karena mereka mempunyai anak yang sangat baik, sopan, patuh terhadap kedua orang tua.
Ahmad bercita-cita ingin ke Mekkah. Sangking inginnya dia ke mekkah, dia pun rajin menabung. Karena keadaan ibunya yang sudah sakit-sakitan, sepulang sekolah Ahmad menggantikan posisi ibunya sebagai pemulung. Hari-hari Ahmad dan ayahnya pergi memulung barang-barang bekas yang bisa dijual. Alhamdulillah hari ini mereka mendapatkan hasil yang lumayan.
Keesokan harinya mereka kembali melanjutkan pekerjaannya sebagai pemulung. Begitu semangatnya mereka bekerja dan tak sadar kalau hari sudah siang dan azan ashar pun berkumandang. Merekapun pergi mencari Masjid untuk melaksanakan ibadah shalat ashar.
Selesainya mereka shalat, merekapun bergegas untuk pulang ke rumah. Ketika mereka keluar dari masjid ternyata ada seorang bapak-bapak yang pakaiannya sangat rapi seperti orang kantoran sedang membagikan makanan untuk jamaah yang baru selesai shalat.
Mereka mendekat ke Bapak itu dan alhamdulillah mereka mendapatkan makanan. Lalu mereka melanjutkan perjalanannya menuju pulang ke rumah. Mereka tak sabar ingin segera sampai rumah untuk memakan makan yang mereka dapatkan bersama Ibu.
Akan tetapi, di jalan mereka bertemu dengan seorang ibu dan seorang anak kecil di pinggir jalan yang sedang membongkar-bongkar tong sampah. Mereka mendekat dan bertanya kepada Ibu :
Ahmad : “Ibu ngapain?”tanya Ahmad.
Ibu Pemulung : "Ibu cari uang untuk beli makanan. Kami belum makan dari semalam"jawabnya.
Ahmad berifikir sepertinya Ibu ini sangat kelaparan. Ahmad pun langsung memberikan makanannya ke nenek itu.
Ayah Ahmad :“Mengapa makananmu kamu berikan ke mereka. Kamupun juga belum makan kan?”tanya Ayahnya.
Ahmad : "Tidak papa yah, mereka lebih membutuhkan makanan ini. Kan Ayah masih punya makanan. Tidak papa kan yah kalau makanan Ayah kita bagi tiga nanti dengan ibu?” jawab Ahmad memelas.
Ayah Ahmad : “Iya nak, tidak papa” jawab ayahnya.
Sesampainya mereka ke rumah, Ahmad pun memanggil ibunya untuk makan bersama. Selesai mereka makan merekapun beristirahat. Paginya Ahmad sudah siap-siap mau bekerja lagi. Ahmad ingin lagi ikut dengan ayahnya tapi ayahnya melarang Ahmad untuk ikut dengannya karena Ahmad harus sekolah.
Sepulang sekolah, ahmad pergi ke pasar untuk mencari kerja. Ahmad melihat seorang penjual nasi dan Ahmad pun bertanya pada penjual nasi itu.
Ahmad : "Mas...apakah aku boleh bekerja denganmu? sebagai pencuci piring juga tidak papa" tanya Ahmad.
Penjual nasi : "ya nak, kebetulan cucian piring bapak banyak, hati -hati ya jangan sampai pecah" jawabnya singkat karena sedang melayani pembeli.
Ahmad : “Iya Mas” jawabnya singkat.
Saat itu Ayahnya yang hendak menyeberang melihat Ahmad sedang mencuci piring, dan diapun memanggil-manggilnya tapi Ahmad tidak mendengarnya. Ayahnya buru-buru nyebrang karena ingin menghampiri Ahmad dan tiba-tiba Ayah ke tabrak motor. Ayah pun di bawa oleh orang lain ke rumah sakit. Ahmad tidak mengetahui kalau Ayahnya sudah ketabrak karena dia sedang serius mencuci piring.
Selesai bekerja ia pamitan dengan penjual nasi dan ia ada diberikan sejumlah uang. Ahmad pun pulang dan begitu mau sampai ke rumah, tetangganya memberi tahu bahwa Ayahnya sedang berada di rumah sakit. Ahmad pun meminta tetangganya itu untuk mengantarnya kerumah sakit di mana ayahnya di rawat. Sesampainya ahmad di rumah sakit, Ahmad langsung memeluk ayahnya yang sedang terbaring.
Ahmad : “Ayah tidak papa kan?”tanyanya
Ayah : "Tidak nak, Ayah tidak papa hanya saja kaki Ayah terasa sedikit sakit" jawabnya menjelaskan pertanyaan anaknya.
Ayahnya mengajak Ahmad pulang karena ia tak mau lama-lama di rumah sakit karna ia tau kalau biaya rumah sakit itu mahal. Tapi...dokter tidak membolehkannya karena ia belum membayar biaya rumah sakitnya.
Ayah : "Nak gimana ini... Ayah juga tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakitnya, tapi kalau ayah lama-lama di sini nanti biayanya semakin banyak" katanya pada Ahmad.
Ahmad : "Ayah tenang aja biar biaya rumah sakitnya Ahmad saja yang membayarnya"jawabnya dengan penuh percaya diri.
Ayah : "Uang dari mana nak, emang kamu punya uangnya?"tanya ayahnya penuh keheranan.
Ahmad : "Insya Allah uangnya ada kok yah. Ayah tunggu sini sebentar, Ahmad mau pulang dulu ambil uangnya' jawabnya.
Ayah : “Iya nak ,kamu hati-hati ya”jawabnya.
Sesampainya di rumah, Ahmad langsung memasuki kamarnya tanpa sepengetahuan ibunya. Ia mengambil tabungannya dan berkata dalam hatinya, tidak papalah uang tabungan umrah dan sekolah aku pake dulu untuk biaya rumah sakit bapak. Nanti kan bisa kucari lagi.
Ahmad langsung buru-buru ke rumah sakit. Sesampainya Ahmad di rumah sakit, Ahmad langsung membayar biaya rumah sakit Ayahnya dan alhamdulillah uang tabungannya cukup.
Merekapun segera pulang ke rumah dan menemui Ibunya yang sedang sakit. Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu dan memberi salam :
Tamu : "Assalamualaikum"
Ayah : "Waalaikumsalam" jawab Ayah dan Anak serempak.
Tamu : "Apakah Bapak namanya Ahmad?" tanya tamu tersebut.
Ayah : "Ya, benar saya sendiri. Ada apa Pak ya? tanyanya was-was.
Tamu itupun menjelaskan siapa dirinya. Rupanya ia mencari tahu siapa yang telah ditabrak anaknya kemarin sore. Ia dan anaknya ke pasar ke tempat kejadian tabrakan dan bertanya Bapak yang kena tabrak itu dibawa ke rumah sakit mana. Lalu mereka ke rumah sakit dan mencari tahu identitas serta alamat rumah Bapak Ahmad. Petugas rumah sakit menjawab bahwa Bapak Ahmad baru sejam yang lalu keluar dari rumah sakit.
Tamu ini melihat kehidupan Bapak Ahmad sangat memprihatinkan apalagi isterinya sakit-sakitan, lalu diakhir pembicaraan Tamu ini mengajak Ayah Ahmad, Isteri dan Ahmad ke suatu tempat menggunakan mobil tamu. Ternyata mereka diberi rumah yang sangat bagus oleh tamu itu.
Saat mengangkut barang-barang dari rumah kontrakan, tamu ini melihat Ahmad membawa lukisan Mekkah.
Tamu : “Nak...itu yang kamu pegang gambar kamu?”tanyanya.
Ahmad : "Iya pak. Ini gambar saya sendiri” jawabnya.
Tamu : “Mengapa kamu menggambar Mekkah?”tanyanya lagi penasaran.
Ahmad : “Karena saya ingin sekali ke Mekkah"jawab Ahmad.
Tamu : “ooo....kamu ingin ke Mekkah? Saya akan membawamu dan juga orang tuamu ke Mekkah"jawabnya.
Ahmad : “Bapak serius?'tanya Ahmad
Tamu : "Iya nak Bapak serius" jawabnya.
Akhirnya atas izin Allah cita-cita Ahmad yang ingin sekali ke Mekkah dikabulkan Allah.
Cerita ini ditulis oleh :
@delfi5829