-->

Terharu Syakir Daulay Merantau Sejak Kecil (Part 3 terakhir)

syakirdaulay.com - Alhamdulillah sesampainya di Bireuen, kalau ada waktu senggang, beliau kembali  browsing di Google untuk mencari cari orang tua asuh. Beliau facebookan dan inbox ke yang beliau kira-kira mungkin bisa membantu beliau. Ternyata tidak mudah beliau mendapatkanya. Butuh waktu dan proses.

Beliau tetap dan terus berusaha, hingga pada akhirnya alhamdulillah,dengan izin Allah SWT dan berkat usaha yang sungguh-sungguh, seminggu kemudian permohonan beliau diterima seorang Ibu yaitu yang tinggal di Pondok Pinang. Sebut saja Ibu Eka. Ibu ini sangat prihatin akan keadaan orang tua Syakir Daulay dan bersedia mengasuhnya dan siap mengantarkan mereka ketempat pembinaan selama dalam masa pembinaan. Kebetulan Ibu ini tinggal di Pondok Pinang Jakarta Selatan, dan tidak begitu jauh dengan Kampus PTIQ  Pasar Jum’at.

Terharu Syakir Daulay Merantau Sejak Kecil (Part 3 terakhir)


Syakir Daulay Dijemput Orang Tua Asuh 


Singkat cerita baru seminggu tinggal bersama Ibu Khadijah di Pasar Jum’at, Syakir Daulay dan Fauzan Daulay sejak tanggal 15 November 2009 telah pindah ke rumah Ibu Asuh di Pondok Pinang. Setiap hari Sabtu dan Minggu orang tua asuh mengantar dan menjemputnya ke tempat pembinaan. Setelah 2 minggu tinggal dirumah orang tua asuh, lalu orang tua asuh memasukkan mereka ke sekolah di depan rumahnya sebagai siswa titipan. Jadi Syakir Daulay dan Fauzan Daulay di kala pagi hari pergi ke sekolah mulai hari Senin - Jum'at.


Alhamdulillah,selama tinggal bersama Ibu Asuh,  Syakir Daulay dan Fauzan Daulay sering dibawa ke Majelis Taklim yang Ibu Asuh ikuti.Sebelum pengajian dimulai, anak-anak diminta  untuk mengaji. Ibu ibu yang mengikuti pengajian, gemes melihat Syakir Daulay dan Fauzan Daulay yang masih kecil, imut serta polos dan suka mengajak bicara anak anak. Sering sekali, Syakir Daulay bisa membuat para jamaah Ibu ibu juga ikut tertawa. Ibu Asuh yang juga seorang guru selalu memberikan bimibingan dan motivasi bagaimana cara menyampaikan sesuatu ke jamaah dengan baik. Bahkan sekali waktu Ibu mengajak alm Ustaz Jefri Al Buchori (Uje) berceramah ke sekolah milik yayasan dan anak anak pun ikut serta bersama almarhum Uje. Mereka cepat sekali akrab bersama dan dengan siapapun juga. Nah saat itu juga Syakir Daulay dan Fauzan Daulay, diminta  tampil di atas panggung untuk melantunkan bacaan Qur'an.

Tak terasa masa pembinaan tinggal seminggu lagi akan berakhir, apakah Syakir Daulay akan kembali lagi ke Bireuen (tempat kelahiranya) atau akan tetap tinggal di Jakarta? Melihat perkembangan kemandirian hidup anak-anak dalam perantauan, membuat ayahnya untuk mencari orang tua asuh berikutnya agar anak-anak tidak pulang ke Bireuen. Karena kalau kembali ke Bireuen, tentu juga akan berangkat lagi ke Jakarta pada bulan Maret 2010 untuk lanjut mengikuti MTQ Provinsi DKI Jakarta dan persoalan ekonomi saat menjemput mereka pulang dan memberangkatkan kembali menjadi kendala.

Akhirnya ayahnya memutuskan untuk mencari orang tua asuh berikutnya dan kembali browsing di google, Alhamdulillah dapat tetapi lokasi tinggalnya di Pondok Cabe. Ayahnya mengabari hal ini ke ibu asuh pertama, beliau memberi solusi ingin mengabari teman sepengajian kadangpun mau melanjutkan mengasuh anak-anak.

Alhamdulillah 2 hari kemudian Ibu asuh pertama memberi kabar bahwa anak-anak mau diasuh oleh temannya. Terjadilah perpindahan anak-anak ke Ibu Asuh yang kedua. Ibu Asuh yang kedua menelpon ayahnya untuk mengetahui kebenarannya dan menanyakan perihal kelanjutan sekolahnya dan diminta agar secepatnya mengirim surat pindah sekolah dari Bireuen ke Jakarta

Anak-anak mulai masuk sekolah setelah seminggu tinggal bersama Ibu Asuh yang kedua. Tak begitu lama mereka menjadi siswa SDN Pondok Labu 12 Pagi diadakan Lomba Kertrampilan Agama dan Syakir Daulay berhasil merebut juara Azan se-kecamatan Cilandak, sedangkan Fauzan berhasil dua bidang juara yaitu tilawah putra dan hafalan juz amma. Setelah mengikuti lomba di sekolahan lalu tiba saatnya mereka mengikuti MTQ Propinsi DKI Jakarta dan hasilnya masing-masing mereka mendapat juara harapan I. 

Waktu berjalan terasa sangat cepat, anak-anak telah tinggal bersama Ibu Asuh yang Kedua selama 6 bulan. Syakir Daulay telah menerima rapor kenaikan kelas IV dan Fauzan Daulay telah menerima lulus SD. Bunda Syakir Daulay berangkat ke Jakarta dan menemui Ibu Asuh untuk menjempu anak-anak dengan tidak lupa mengucapkan terima kasih banyak atas keihlasan Ibu Asuh yang telah mengasuh dan menyekolahkan anak-anak.

Selanjutnya anak-anak tinggal sementara di Cipete Selatan sambil menunggu arahan dari Ayahnya tentang kelanjutan sekolahnya. Semua Ibu Asuh menyarankan agar anak-anak dimasukkan ke Pesantren saja karena kalau di Pesantren sudah tersedia tempat tinggal. Tetapi Pesantren mana yang mau memberi beasiswa kepada anak-anak?

Itulah sosok Syakir Daulay dan Fauzan Daulay yang sejak kecil sudah diajarkan hidup mandiri. Merantau ke Jakarta dalam usia belum sampai 8 tahun dan bisa beradaptasi dengan siapa saja.

Semua yang terjadi pada diri anak dan orang tuanya adalah kehendak Allah. Allah memberi kemudahan setelah kesulitan. Yang penting selalu memohon pertolongan Allah dan berusaha dengan berbagai cara.  Kemauan orang tua yang menginginkan anaknya merantau, mencari ilmu tidaklah terkendala karena kemampuan ekonomi yang terbatas. Allah memberi kemudahan dengan mendapatkannya Ibu Asuh

Merantaukan anak-anak dalam usia dini sangat berat. Tapi itulah arti dari cintanya orang tua kepada anak anaknya. Alhamdulillah, kini mereka sudah menjadi pemuda remaja yang selalu menebar kebaikan.

Semoga apa yang ditulis ini menjadi inspirasi bagi kita semua bahwa benarlah kata orang tua "dimana ada kemauan disitu ada jalan", "Man jadda wajada". Mohon maaf jika ada kekurangan dalam tulisan saya ini.
.
Baca juga : Terharu Syakir Daulay Merantau Sejak Kecil (Part 1)

                   Terharu Syakir Daulay Merantau Sejak Kecil (Part 2).

                   Syakir Daulay Idola Remaja Sekarang

Artikel ini ditulis oleh :