-->

Terharu Syakir Daulay Merantau Sejak Kecil (Part 2)


syakirdaulay.com - Ayahnya yang kemampuan ekonominya terbatas, mencari informasi di dunia maya tentang adanya beasiswa untuk kelanjutan sekolah mereka. Ia mencari informasi di media sosial, hingga hampir sebulan ayahnya browsing dan bergaul dengan sekian banyak melalui Facebook. Alhamdulillah suatu hari menemukan kabar, bahwa LPTQ Provinsi DKI Jakarta, akan mengadakan Seleksi Calon Peserta Pembinaan Persiapan Untuk Menghadapi MTQN ke XXIII di Provinsi Bengkulu 2010 yang diselenggarakan pada tanggal 24-25 Oktober di Jakarta.

Terharu Syakir Daulay Merantau Sejak Kecil (Part 2)

Kemudian, setelah beliau mendapatkan informasi tersebut, membuat beliau, Ayah (M.Hasan Daulay) pusing tujuh keliling. Mengingat kemampuan ekonomi di dalam keluarga mereka yang masih terbatas. Akan tetapi beliau tetap saja berkeinginan untuk memberangkatkan anak-anak ke Jakarta mengikuti seleksi tersebut. Beliau menceritakan keinginan itu terlebih dahulu kepada yang utama yaitu istrinya yang bernama (Nazariah) dan isteriyapun menyetujuinya. Setelah isterinya setuju, baru kemudian beliau dan istrinya menceritakan dan mengatakan informasi tersebut kepada anak-anaknya khususnya kepada Syakir Daulay dan Fauzan Daulay. Setelah mereka mendengar informasi yang telah didapat dari ayah dan bundanya, merekapun setuju dan siap menjalankan dan melaksanakan perintah orang tuanya.

Akan tetapi tidak semudah itu setelah mereka menyetujuinya karena orang tuanya harus mempunyai uang untuk memberangkatkan mereka. Mulailah beliau curhat ke teman-temannya yang berani dicurhati dan berharap ada bantuannya Singkat cerita, dalam kurun waktu 5 hari, alhamdulillah beliau mendapatkanya meskipun sebagiannya dengan meminjam.

Lalu kemudian berangkatlah ke Jakarta beliau bersama Syakir dan Fauzan ke Jakarta melalui Medan dengan pesawat. Tanggal 22 Oktober 2009 mereka sampai mke Jakarta dan menumpang (menginap) di rumah Bapak Muhaimin/Ibu Khadijah (Keduanya Dosen PTIQ).  Ayah Syakir sebelum keberangkatan telah saling komunikasi dengan Ibu Khadijah melalui telepon. Ibu Khadijah adalah salah satu pengurus  LPTQ Provinsi DKI Jakarta.

Tanggal 24 Oktober 2009 Syakir dan Fauzan diuji di Gedung LPTQ DKI Jakarta kawasan Harmoni Jakarta Pusat. Fauzan dipanggil pertama kali untuk diuji tilawahnya baru kemudian diuji tilawahnya Syakir.Penguji tilawah adalah Drs. H. Ali (seorang Qori sekaligus, Juri MTQ Internasional). Beliau sangat terharu setelah mendengarkan tilawah yang dibacakan oleh Syakir, anak kecil usia 7 tahun 10 bulan tapi sangat berminat mengikuti cabang tilawah. Setelah selesai ujian kami saling bersalaman dengan dewan juri dan seorang diantaranya yaitu Haji Ali berkata : ”Jika nanti lulus seleksi Syakir ikut cabang Tartil karena nafasnya pendek dan tidak mungkin ke tilawah. Masya Allah saya terharu mendengar tilawahnya. Mereka adalah mutiara yang terpendam. Tolong terus dibina dan dibimbing kedua anak Bapak.” katanya mengakhiri pembicaraan. Keesokan harinya beliau dan anak-anak pulang ke Bireuen.

Lulus Seleksi Pembinaan


Alhamdulillah, 10 hari kemudian beliau (M.Hasan Daulay) ditelefon oleh Ibu Khadijah (salah  seorang panitia seleksi), dan mengabarkan bahwa Syakir Daulay dan abangnya (Fauzan Daulay) dinyatakan lulus seleksi, dan akan dibina selama dua bulan  ,dan di Kampus PTIQ Pasar Jum'at Jakarta yang dimulai dari tanggal 7 November 2009 s/d tanggal 7 Januari 2010.


Ayah Syakir sebelum memberangkatkan kembali anaknya, beliau melaporkan perihal lulus seleksi di atas ke sekolah SDN 1 Bireuen (Syakir Daulay) dan SDN 3 Bireuen (Fauzan Daulay) untuk minta izin dan dispensasi agar bisa mengikuti pembinaan di Jakarta selama dua bulan (7 November 2009 s/d 7 Januari 2010) dengan menunjukan surat pemberitahuan dari LPTQ Provinsi DKI Jakarta tanggal  di  Kampus (PTIQ) Jakarta.

Persoalan ekonomi muncul lagi, cari lagi bantuan dan pinjaman. Ada saja cara Allah menolongnya sehingga setelah mendapatkan izin dari masing masing sekolah uang pun telah mencukupi untuk memberangkatkan anak-anak yang kedua kalinya.

Tanggal 06 November 2009 mereka tiba di Jakarta dan langsung menuju rumah Ibu Khadijah yang bersebelahan dengan Kampus tempat pembinaan. Beliau kemudian memberikan penjelasan tentang pembinaan bahwa peserta selama masa pembinaan LPTQ Provinsi DKI Jakarta itu tidak menanggung tempat tinggal, kecuali uang transport lokal dan makan siang pada setiap hari pembinaan yaitu hari Sabtu dan Minggu.

Dua hari beliau mendampingi anak anaknya mengikuti pembinaan. Lalu kemudian keesokan harinya, pada tanggal 9 November 2009, beliau mohon pamit kepada Ibu Khadijah dan suami serta kepada anak anaknya, karena beliau harus kembali lagi ke Bireuen. Namun sebelum pulang, beliau menitipkan uang makan sekedarnya kepada Ibu Khadijah dan jajan sekedarnya kepada Syakir dan Fauzan lalu beliau mohon izin sambil melihat Ibu Khadijah mengusap usap kepala Syakir Daulay. Alhamdulillah anak anak sudah ada tempat tinggal sementara. Semoga Allah memberi jalan, agar beliau bisa mengirimkan uang biaya makan dan cuci pakaian.

Baca juga : Terharu Syakir Daulay Merantau Sejak Kecil (Part 1)

                  Terharu Syakir Daulay Merantau Sejak Kecil (Part 3)

Artikel ini ditulis oleh :